Bandung, Desember 2009
Di penghujung taun 2009 harus focus dengan apa yang sudah dilakukan. Harus maksimal dengan apa yang sudah dipelajari selama satu semester ini. Inilah bulan yang akan menjadi padat. Aku memutuskan untuk mengikuti dua ukm besar di kampus Putih Biru. Dan keduanya akan menjadi kesibukkan tersendiri selanjutnya. Dan di akhir bulan harus dihabiskan untuk ujian semester sampai awal taun 2010.
“ Ann, udah belajar buat besok belum?” tanya Chacha.
“ Belajar bareng yuk cha, ada yang ngerti nih. Nginep tempatmu aja lah. Oke?”
“ Oke.” aku dan Chacha melangkah menuju Asrama, tempat chacha tinggal. Awalanya dulu aku juga disuruh untuk tinggal di asrama. Tapi dengan keras aku menolaknya. Tapi akhir – akhir ini aku sering nginep di asrama. Jadi penghuni penyusup. Tapi tak apalah ini menyenangkan selama tidak ada masalah di sini.
Asrama putri kampus putih biru memang sangat familiar buat anak – anak tingkat satu. Disinilah sebagian anak tingakt satu tinggal. Tapi dulu entah mengapa aku gak suka disini. Mungkin banyak aturan itulah sebabnya. Dalam hidupku sudah terlalu banyak aturan. Aturan yang tak pernah aku mengerti apa maksud semuanya, aturan – aturan yang sangat kolot yang kental dengan adat jawa. Itulah satu hal yang tak aku sukai dari rumah. Adat jawa masih sangat kental di rumahku karena eyang masih memegang erat semua itu. Dan di sini aku tak mau memikirkan aturan lagi.
Asrama putri jadi tempat favorit, selama masih banyak orang – orang pintar yang tinggal di sini. Taun depan akan berbeda cerita lagi karena akan dihuni oleh orang yang berbeda. Aku mulai sedikit menyukai tempat ini.
“Bian gak ikut belajar bareng Cha?”
“ Gak tau, paling ntar juga dia tiba – tiba nyusul ke kamar.”
“ Iya sih, dia kayak jalangkung, datang tak dijemput pulang tak diantar.Hahahahaha”
“ Ih, kamu. Ntar dia tiba – tiba dating lho.”
“Ups!”
“Hei kaliyan! Ngomongin aku ya?” tiba – tiba Bianca muncul dari belakang. Benar – benar kayak jalangkung.
“ Hahahahaha.” Aku dan Chacha hanya tertawa.
0 komentar:
Posting Komentar