Sabtu, 30 April 2011

Antara Bandung Surakarta Story part 7

Bandung, Mei 2010

“Vi, udah hafal semua lagunya? Huwa tiba – tiba jadi grogi gini.”

“ Iya Ann, ternyata banyak juga penontonya. Entar bisa fokus maen gak ya?”

“Kaliyan berdua, ayo, pertunjukkan mau dimulai nie. Tenang aja insyaallah sukse.”

“Iya mba, siap!” Aku dan Ovi menjawab dengan kompak.

Hari ini adalah pagelaran seni drama Jawa atau sering disebut ketropak dari UKM yang aku ikuti.Latian yang dilakukan sejak desember taun kemaren memang melelahkan. Apalagi satu bulan menjelang pagelaran kami para pemain sangat serius latian. Dalam pagelaran ini ada 4 divisi, divisi karawitan atau pemain alat music tradisional jawa paling klasik, divisi keroncong yang lebih modern, divisi tari, dan divisi ludruk atau pemain di panggung. Semuanya dijadikan satu dalam sebuah pagelaran akbar.

Latian biasanya dilakukan oleh masing – masing divisi sesuai pengarahan dari pelatih. Dan satu bulan sebelum pagelaran dilakukan latian bersama dari semua divisi. Waktu latihan terkadang sampai larut malam. Tapi itu semua tak membebankan kami, karena memang dari awal sudah ada komitmen untuk tetap disini. Dari awal sudah dikatakan latian akan berat, oleh ketua UKM.

Kemaren semua pemain datang untuk geladi bersih. Latihan selesai sampai tengah malam saja. Karena kami harus menyimpan tenaga untuk hari ini. Malam ini, Gedung serba guna kampus terasa penuh sesak dengan penonton. Suasana yang riuh ramai, tiba – tiba hening dengan dibukanya acara prosesi pembukaan yang terasa begitu sakral.

Acara prosesi dengan sebuah tari pembuka dari kakak tingkat yang begitu menakjubkan, dan selanjutnya kami pemain karawitan memainkan alat kami. Sungguh ini membuatku takut. Tak pernah aku merasa sangat mengecewakan semua orang. Karena rasa takut itu malah inimembuat pembukaan kita sedikit salah, entah siapa yang melakukan kesalahan tapi kami adalah tim jadi langsung tau kesalahan dan memperbaikinya.

“Makasih semuanya.” Ketua pagelaran mengucapkan itu pada akhir acara. “walaupun tadi ada kesalahana tapi semua orang yang datang tersenyum dengan hasil kita. Sekali lagi terimakasih.”

Benar – benar bijak. Meskipun tau kami melakukan kesalahan dalam pertunjukkan tadi, dia tak menyalahkan kami. Aku merasa senang karena itu. Aku dalam pagelaran tadi dikejutkan dengan banyak lagu yang tiba – tiba berubah tidak sesuai dengan scenario drama, sekarang merasa sangat senang. Akhirnya pertunjukkan selesai, tapi bagi orang awam memang mungkin tak terdengar kesalahan. Penonton juga merasa sangat senang, itu juga yang membuat kami senang. Kerja keras kami tak sia – sia.

“ Mba Anna, slamat ya. Pertunjukkan tadi benar- benar bagus.”

“ Terimakasih tante.” Kebahagiaanku bertambah, karena tanteku dan keluarganya datang untuk melihat pagelaran ini. Aku hanya berharap pagelaran taun depan lebih sukses dan gak melakukan kesalahan kami.

0 komentar:

Posting Komentar

tea.blutterfly@gmail.com. Diberdayakan oleh Blogger.