Alam, semesta. Tak pernah ada
habisnya keindahan alam yang diciptakan Sang Kuasa. Tak pernah ada habisnya
untuk bertasbih kehadirat-Nya. Kebesaran yang ia tunjukan kepada manusia
melalui alam sangat menganggumkan.
Alhamdulillah. Akhirnya setelah
badai kemaren di puncak pass Lawu. Liburan kali ini berkesempatan merasakan
kembali menyapa Lawu. Pendakian. Ya bisa melakukan pendakian ke Gunung Lawu.
Gunung yang hampir dibuka sepanjang tahun dan menjadi tunjuan pendakian banyak
orang. Pendakian kedua yang aku lakukan bersama adekku. Ya klo bukan karena
adekku aku gak akan punya keberanian dan kesempatan untuk mendaki gunung.
Mendaki ke Lawu merupakan
keinginan besarku, bukan hanya untuk gaya-gayaan tapi aku ingin mengetahui
lebih banyak tentang alam, tentang semesta-Nya. Liburan dengan mendaki ke Lawu
pada awalnya akan dilakukan bersama teman-teman kuliah, dan pada akhirnya
dilakukan bersama Palasmaga. Pecinta alam di SMA ku dulu, dan ekskul yang
diikuti adekku sekarang. Tak apalah, yang penting rasa penasaranku bisa
terjawab.
Sering aku bertanya kenapa banyak
orang yang mau capek – capek mendaki gunung. Membawa tas-tas yang berat yang
dulu aku tak tau apa isinya. Tapi walau baru dua kali aku mendaki gunung aku
tau, disana saat mendaki bersama, keegoisan diri sendiri harus dihilangkan,
kebersamaan, canda tawa, cerita dengan yang lainnya, indahnya perjalanan,
berdempetan saat tidur dalam dinginnya suhu, berbagi makanan dan minuman dan
masih banyak lagi :D
Perjalanan kami di mulai dari
sekolah adekku, dengan motor kita menuju basecamp Lawu. Ya karena kami masih
berada di Solo dan sekitarnya, tak terlalu jauh ditempuh dengan sepeda motor.
Sekitar pukul setengah enam baru berangkat dari sekolah adekku, yang rencana
awal pukul 16.00. Hahaha, ya sudahlah namanya anak muda pasti masih aja ngaret.
Sekitar pukul 20.00 sudah sampai di Cemoro Sewu, rencana awal akan naik dari
Cemoro Kandang, tapi pada akhirnya diputuskan lewat Cemoro Sewu karena masih
banyak newbie termasuk aku :P
Mulai naik sekitar pukul 22.00,
bersantai dulu di rumah makan, dan pemanasan sebentar. Kemudian naik setelah
mengurusi administrasi dan berdoa bersama. Kami terdiri dari 16 orang, dan hanya ada 3 perempuan, termasuk
aku. Pendakian dipimpin Ucup, sang leader . Langkah demi langkah. Sedikit demi
sedikit. Yang tadinya dingin sudah tak terasa, sudah terasa panas. Istirahat
sebentar dan berjalan kembali. Perjalanan yang cukup melelahkan. Tapi dalam
hati slalu berkata” ringan ringan ringan” untuk menyemangati diri sendiri. Dan
sambil memandangi langit malam yang terang habis hujan. Alhamdulillah cuaca
mendukung,padahal lagi musim hujan.
Pendakian ke Lawu terdiri dari 5
POS. Dari base camp sampe POS 1 ada 2 pos banyangan, dari POS 1 ke POS 2
perjalanan cukup panjang, Salah seorang adek kelas mulai kelelahan.
“Break!” Seketika sang leader
mencari tempat yang agak datar untuk berhenti.
“Knapa dek?”
“Sedikit mual mba, pusing.” ulil terlihat kesakitan
“Ada riwayat penyakit ga?”
“Ga ada.”
Wah, aku merasa beruntung
mempersiapkan obat-obatan seperlunya untuk perjalanan kali ini. Standar
obat-obatan selama perjalanan sih. Dan aku selalu memegang prinsip yang di
ajarkan di KSR PMI “ utamakan keselaman diri sendiri (penolong)”. Jadilah
setiap perjalanan jauh membawa obat-obatan yang dianggap penting. Perjalanan di
lanjutkan kembali. Dengan perjalanan yang lebih lambat seperti biasanya kata
anak-anak yang lain akhirnya sampai di POS 2. Dari pos ini pecah menjadi 2
kelompok, satu kelompok membangun tenta di POS 2 dan sisanya melanjutkan sampai
ke POS 3.
“Udah kamu stay disini aja”
“Maaf ya, makasih juga teman, dan
kakak-kakak.”
Sepuluh orang melanjutkan
perjalanan, dan tinggal aku satu-satunya perempuan yang melanjutkan perjalanan
sampai ke POS 3. Perjalanan ternyata lebih menanjak. Perlahan dan tetap saling
menjaga menuju POS 3, jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, ada yang sudah
memejamkan mata, ada yang sambil memandang langit luas. Akhirnya pukul 03.00
kami sampai POS 3. Rencana awal istirahat sebentar dan langsung naik ke puncak,
tapi akhirnya diputuskan untuk membangun tenda dan beristirahat, karena kami
mulai kelelahan ternyata. Selamat malam dunia, eh selamat pagi dunia. Waktunya
untuk tidur di tengah suhu yang cukup dingin.
orange ~ pagi |
Pagi mulai datang, walaupun tak
mendapatkan sunrise, tapi pemandangan pagi saat bangun sungguh indah.
Subhanallah. Benar-benar di atas awan ! Hamparan awan seperti kasur, yang siap
untuk tempat tidur. Walaupun belum sampai puncak tapi sudah di atas awan.
Memasak untuk sarapan, sarapan, dan perjalan dilanjutkan ke POS 4. Dari sepuluh
orang, hanya delapan orang yang melanjutkan perjalanan ke puncak Hargo Dumilah.
Perlahan demi perlahan.
“Perjalanan yang sebenarnya” begitu kata adekku. Memang dari POS 3 ke POS 4
perjalanan sangat menanjak, dada terasa sesak, belum bisa beradaptasi dengan
udara dingin dan pernafasan. Di sini aku mulai menyadari pentingnya latihan
fisik sebelum mendaki.
“Gimana mba? Kenapa? Break!”
teriak adekku.
“Kayaknya mulai kram perutku.
Perjalanan masih jauh ga?”
“Selamat pagi” sapa seorang bule
yang baru turun. Wah ada bule juga ternyata pikirku.
“Lumayan, masih seperempat ini.
Jalannya ntar semakin nanjak. Mau lanjut, ato turun? Mumpung masih belum jauh.”
Wah sayang pikirku tidak sampe
puncak, tapi kok sakit juga ya? “Ya udah aku turun aja lah, kau lanjut aja sampe puncak, nitip ini ya”
Dan berhentilah perjalananku, tak
sampai puncak memang. Tapi ini sangat berharga. Entah apa rasanya di puncak,
mungkin ada kesempatan di lain kali untuk sampai puncak sana, Hargo Dumilah.
Perjalanan turun dimulai pukul 12.30 hanya dengan adekku, karena aku harus
menjemput teman-teman dari Bandung. Dari sini kemudian berpamitan dengan yang
lainnya. Pulang turun terlebih dahulu. Seperti sebelumnya saat berjalan bersama
adekku selalu aku yang dikira lebih muda :D
dinginnya tenda |
puncak hargo dumilah |
pulang |
Perjalanan yang sangat
menyenangkan, adek-adek yang menyenangkan. Tak terduga sebelumnya. Makasih
untuk kesempatan dalam perjalanan bersama adek-adek Palasmaga. Lain kali
mungkin kita bisa berbagi ilmu di bidang yang lain, SAR darat, atau Vertical
Rescue. Salam Lestari! Salam Kemanusiaan! Hehehehe. :D
0 komentar:
Posting Komentar