Palang Merah Indonesia,
nama yang sangat familiar sejak SMA karena bergabung di PMR SMA N 3 Surakarta.
Banyak kegiatan yang dilakukan saat bergabung di PMR. Donor darah, kampanye
HIV/AIDS, seminar kesehatan dan tentunya lomba kepalangmerahan antar PMR wira
saat itu. Kegiatan yang lain adalah pelatihan kepalangmerahan dasar untuk PMR
Wira.
Setelah masuk kuliah,
aku tak berniat untuk melanjutkan kegiatan sosial tapi ada poster yang tampak
begitu menarik Ramah tamah KSR PMI IT Telkom. Aku piker tak ada salahnya hanya
datang untuk mengenal keluarga Palang Merah Indonesia di sini. Apalagi ini di
Bandung, mungkin berbeda. Hanya itu awalnya, tapi mungkin ini panggilan hati,
setelah mengikuti kegiatan ramah tamah aku tertarik untuk mengikuti
kegiatanyang lebih banyak di KSR. Kegiatan yang lebih banyak sepertinya, yang
terjun langsung ke masyarakat untuk melakukan aksi kegiatan di bawah acuan
Palang Merah Indonesia. Aku mengambil formulir untuk mendaftar sebagai anggota
KSR.
Awalnya aku pikir
rekruitasinya hamper sama dengan PMR, ternyata berbeda. Sangat berbeda.
Pertama, dari segi materi, materi yang diterima di PMR hanya sebagian kecil
dari materi dasar yang ada di KSR. Materi kepalangmerahan di KSR lebih banyak
dan lebih panjang untuk penyampaian materinya, sekitar 3 bulan untuk
menyelesaikan materi dasar kepalangmerahan 120 jam.
Kedua, dulu waktu di
PMR diklat lapangan hanya dilakukan di sekolah saja, sedangkan di KSR diklat
lapangan dilakukan di bumi perkemahan yang benar-benar harus bisa bertahan di
alam terbuka. Simulasi pertolongan pertama dan simulasi bencananya pun dibuat
senyata mungkin menggunakan alat yang paling darurat.
Ketiga, pada diklat
lanjutan di PMR masih sekitar materi dasar PMI, sedangkan di KSR diklat
lanjutan merupakan pelatihan khusus yang merupakan kemampuan kepalangmerahan
maupun di luar kepalangmerahan yang diperlukan untuk menunjang kemampuan
sebagai relawan yang siap kapan saja. Ini merupakan kegiatan pendidikan yang
menyenangkan, dari belajar rescue air, vertical recue, pemadam kebakaran,
simulasi bencana, serta teknik persidangan dan kesekretariatan. Dan disinilah
bersama teman-teman yang lain berlatih navigasi darat dengan flaying camp di
Ranca Bali, disuguhkan pemandangan kebun the sepanjang perjalanan dan titik
akhir Situ Patengan.
Keempat, di KSR kita
bersama PMI kabupaten Bandung terjun langsung dalam tanggap darurat banjir
kabupaten Bandung, mendirikan dapur umum di pengungsian bahkan samapai
pendirian dapur umum di samping Markas KSR karena itu yang paling aman. Terjun
langsung menjadi bagian relawan PMI merupakan hal yang tidak didapatkan di PMR.
Dalam PMR tentu saja
berbeda di KSR karena PMR masih belia anggotanya, dan tanggungjawab yang
dibebankan juga berbeda. Menjadi bagian dari Palang Merah Indonesia baik di PMR
maupun KSR adalah suatu pengalaman, kegiatan dan keluarga yang tak akan pernah
terlupakan. Dari generasi muda, mewujudkan relawan yang terampil, cerdas, dan
sukarela. Baik di PMR dan KSR aku merasakan kekeluargaan yang luar biasa.
Keluarga besar Palang Merah Indonesia.
Foto buku kengangan: PMR angkatan 14 SMA N 3 Surakarta |
Pelantikan Dikjut IX : anggota biasa KSR IT Telkom
|
3 komentar:
woooh..ada foto aku iiih,,hihihi
udah tutup ta?
rahtu : hihihi,,,gpp selama masih enak diliat dipajang2 ja fotonya
tika : udah dari kemaren2, hahahahadipublish di blog sendiri aja
Posting Komentar