Kini kurasakan rasa memiliki di kota ini. Rasa sesak itu mulai pergi. Mozaik – mozaik takdir mulai terangkai. Tapi kawan, kuingin memori – memori itu tak terlupa. Tersimpan manis dalam hati. Meski waktu akan membuat sedikit kebersamaan kita. Antara Bandung-Surakarta kuucapkan maaf.
Jalan itu memang berbeda. Labuhan itu juga berbeda. Aku, kamu, kita tetap sama. Bertemu dan berpisah. Meski ruang itu terlampau jauh, ingatlah masa itu. Menteri akan selalu bersinar di hati yang bersemi. Antara Bandung –Surakarta seyummu akan abadi.
Akan kita petik kelak buah yang kita tanam. Rasa pahit itu biarlah tetap ada. Dan rasa manis itu akan menutupi. Rasa yang lain akan akan memberi kelezatan. Antara Bandung-Surakarata biarlah ladang hati tetap terbuka.
Ku ukir kisah baru dengan mereka kawan, orang- orang yang mampu membuatku bertahan. Meski disini badai mulai menghampiri. Di sana, buatlah juga kisah kaliyan kawan. Agar kelak banyak cerita saat kita berjumpa. Rasa memiliki itu biarlah bersemi. Rasa gundah itu lupakan sejenak. Aku, kamu, mereka mengisi warna dalam rasa. Dan mungkin cinta akan menghampiri kita. Tapi ingatlah antara Bandung-Surakarta ku takkan melupakanmu, kawan.
0 komentar:
Posting Komentar